Selasa, 11 Januari 2011

TEROBOSAN DAN PEMIKIRAN KH. LATIEF MUKHTAR


1. Dalam malasah Perang Teluk, gagasannya membela Kuwait dan siap mengirimkan tentara sukarela di pihak kerajaan Arab Saudi untuk membela tanah Haramain, menjadi sebuah karya jihad yang patut dicatat sejarah.

2. Saat mengikuti seminar OKI di Libya, Ustadz Latief mengusulkan agar OKI segera mempunyai tentara. Pendeknya OKI harus menjadi kekuatan militer yang menentukan, agar tidak menjadi bulan-bulan negara besar dan hanya tunduk untuk didikte.

3. Pada sebuah acara Seminar Nasional Bahasa Arab yang diselenggarakan Universitas Padjajaran Bandung, KH. Latief Mukhtar MA., tampil sebagai pembicara. Ia mengingatkan pemerintah Indonesia agar segera merealisasikan kesepakatan negara-negara OKI untuk mendirikan Universitas Islam bertaraf internasional. Sampai sekarang untuk wilayah Asia Tenggara, mungkin baru Malaysia yang mewujudkannya.


4. Dalam masalah tragedi Bosnia-Hercegovina, Ustadz Latief menyerukan membaca do'a kunut nazilah. Ia mengungkapkan bahwa Syeikh Ahmad Ghazaly dari Mesir telah memfatwakan kepada Muslim Bosnia agar tidak meninggalkan tempat tinggalnya untuk mengungsi, seraya mengutif perkataan Syeikh Ghazaly: "Lebih baik mati sebagai syuhada daripada mengungsi dari kampung halaman, bisa-bisa nasibnya tidak akan berbeda dengan warga Palestina yang tidak mempunyai tempat tinggal dan terkatung-katung sampai kini"

5. Ustadz Latief pada tahun 1990 melakukan terobosan dengan menggelar Muktamar X Persatuan Islam di Garut, 6-8 Mei 1990 secara terbuka. Itulah muktamar terbuka pada masa Orde Baru, setelah muktamar yang berlangsung di Bandung 1968. Pejabat pemerintah diundang dalam pembukaan muktamar itu. Hal ini sempat menimbulkan kekhawatiran kader Persis tentang kemungkinan adanya intervensi kekuatan eksternal dalam kehidupan jam'iyyah. Namun, Ustadz Latief tetap tegar, dan membuktikan tidak adanya campur tangan luar dalam muktamar tersebut. "Persis mandiri, tetapi tidak mengisolasi diri", begitu tekad yang dikumandangkannya.

6. Sejak menggantikan kepemimpinan almarhum KH. E. Abdurrahman pada 21 April 1983, Ustadz Latief mendapat banyak kepercayaan dari Mohammad Natsir (ketika itu Presiden Mu'tamar Alam Islami) dalam forum-forum Islam internasional, khususnya yang berkaitan dengan masalah syariah. Pemberian kepercayaan kepada ustadz Latief memang cukup beralasan. Selain penguasaannya pada ayat-ayat tanziliyah, pengalamannya bertahun-tahun di Timur Tengah jelas mendukung penugasan dari Pak Natsir (yang kala itu dicekal sehingga tidak dapat ke luar negeri).

7. Saat memimpin Persis, ustadz Latief banyak membina hubungan dengan organisasi-organisasi Islam baik yang ada di dalam negeri maupun yang ada di luar negeri. Ia berkiprah di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Silaturahmi Cendekiawan Muslim Jawa Barat, Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI), dan Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI).

8. Ustadz Latief turut berkiprah dalam dunia politik melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ini diawali dengan kesediannya menjadi anggota Majelis Pertimbangan Partai tersebut, dan berlanjut dengan terpilihnya beliau menjadi anggota DPR/MPR RI dari partai berlambang bintang itu untuk daerah pemilihan Jawa Barat. Ijtihad politiknya ini mendapat tantangan cukup keras dari kader-kader Persis yang trauma dengan politik. Ustadz Latief bersiteguh dengan ijtihadnya itu, karena yakin yang dilakukannya itu merupakan perjuangan, sekaligus untuk mendidikan anggotanya agar tidak menjadi penakut. "Saya masuk dengan membawa misi. Kalau tidak sesuai, ya gampang tinggal keluar." Kata beliau memberikan alasan.

9. Abdul Latief Mukhtar konsisten dengan kelompok yang mengharamkan rente bank seberapa kecil pun.

10. Saat memimpin Persis, KH. Latief Mukhtar berhasil menyatukan Persis Bangil dengan Persis Bandung.

11. KH. Latief Muhktar berhasil memasyarakatkan panggilan diantara jamaah Persis dengan panggilan ikhwatu iman berdasarkan ayat yang berbunyi, "innamal mu'minuna ikhwatun yang dijabarkan oleh sunnah Rasulullah Saw. Bahwa diantara sesama muslim adalah kal-jasadil wahid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar